Showing posts with label nusa tenggara. Show all posts
Showing posts with label nusa tenggara. Show all posts

Monday, June 8, 2015

kadal terbesar di dunia ada di indonesia

Pulau Komodo merupakan habitat asli hewan Komodo (Varanus Komodoensis), jenis reptil purba yang merupakan kadal terbesar didunia . Pulau Komodo juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah pusat, dan karena hal itulah pulau ini diterima sebagai situs warisan dunia UNESCO ( United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization ) bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang, Beserta 7 tempat di indonesia sebagai keajaiban dunia

komodo-island1.jpg

Letak Pulau komodo
 Secara administratif Pulau Komodo terletak di Kepulauan Nusa Tenggara dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai barat, provinsi Nusa tenggara Timur. Tepatnya, wilayah ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur dan berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pada tahun 2009 dari 2500 ekor komodo yang terdapat di kawasan Taman nasional Komodo, Pulau Komodo sendiri menyumbang sekitar 1300 dan sisanya terdapat di Pulau Rinca dan Gili Motang.

Fauna Darat
Selain Komodo, terdapat beberapa jenis reptil lain yang menghuni Pulau Komodo yaitu diantaranya

  1. Spesies ular Jenis ular yang sering dijumpai di Pulau Komodo antara lain, Naja naja sputatrix (termasuk dalam jenis cobra), Russel’a pit viper (Vipera russeli), dan ular hijau berbisa (trimeresurus albolabris). 
  2.  Spesies kadal Skink (Scinidae), Tokek (Gekkonidae), Kadal tak bertungkai (Dibamidae) dan biawak (Varanidae). 
  3.  Spesie katak Bullfrog Asia (Kaloula baleata), oreophyne jeffersoniana, dan Oreophyne darewskyi. 
  4.  Spesies burung Burung merupakan salah satu spesies utama disini. Salah satunya terdapat scrubfowl berkaki jingga (Megapodius reinwardti) burung yang hidup di darat. Ada 27 spesies burung di padang rumput Savvana yang dapat anda amati disini Geopelia striata dan Streptopelia chinensis adalah spesies yang paling sering ditemui. Ada juga 28 spesies burung lainnya, namun yang paling sering ditemui antara lain philemon buceroides, Ducula aenea, dan Zosterops Chloris. 
  5.  Mamalia Sedangkan hewan mamalia yang menjadi mangsa utama Komodo meliputi rusa timor (cervus timorensis), kuda (Equua sp), kerbau (Bubalus bubalis), babi jantan hutan (Sus scrofa vittatus), beruk ekor panjang (Macaca fascicularis), musang palem (Paradoxurus hermaphrodites lehmanni), tikus yang hanya terdapat di pulau Rinca (Rattus rintjanus), dan kelelawar buah.


Asal nama Pulau Komodo
Pada tahun 1910 orang Belanda menamai wilayah ini dengan julukan Pulau komodo. Nama ini berawal dari laporan pasukan Belanda mengenai adanya hewan besar yang menyerupai naga di Pulau tersebut. Kemudian Letnan Steyn van Hens Broek membunuh seekor Komodo dan membawanya ke Museum and Botanical Bogor untuk dilakukan penelitian. Kemudian pada tahun 1912, Peter Ouwns, direktur Museum Zoologi di Bogor menerbitkan paper tentang komodo setelah menerima foto dan kulit reptil ini. Pada tahun 1926 W. Douglas Burden melakukan ekspedisi ke Pulau Komodo karena terdorong untuk meneliti reptil ini lebih dalam.

Ia kembali dengan membawa 12 spesimen yang di awetkan dan 2 ekor Komodo hidup. Hingga kini tiga dari spesimen yang di dapat W. Douglas Burden di bentuk kembali menjadi hewan pajangan dan disimpan di Museum Sejarah Alam Amerika. W. Douglas Burden adalah orang pertama yang memberikan nama “Komodo dragon” kepada hewan ini.

Wisata Bawah Laut
Selain terkenal dengan habitat fauna daratnya yang menakjubkan, Pulau Komodo juga memiliki keindahan bawah laut yang tidak diragukan lagi. Tak herankan jika banyak diver yang memilih Pulau Komodo sebagai tujuan utama penyelaman.

komodo-island2.jpg


Pulau Komodo merupakan rumah bagi ebih dari 1000 spesies ikan dan 250 jenis karang pembentuk terumbu karang. Biota laut yang masuk dalam spesies ikan antara lain lion fish, ikan pelagis besar, barakuda, marlin, ekor kuning, kakap merah, baronang, dan lain-lain.

Selain itu, Pulau Komodo juga menawarkan berbagai pengalaman diving antara lain, penyelaman arus tegangan tinggi, penyelaman hanyut lembut, tebing penyelaman di sepanjang dinding warna, penyelaman di sekitar batu-batu yang monumental, penyelaman gua, terumbu berwarna-warni, dan lereng pasir penyelaman kedua yang terdiri dari pasir hitam dan putih.

Selama kita menyelam, kita juga akan dimanjakan dengan pemandangan mata, 18 spesies cetacean, hiu paus, duyung, penyu hijau dan penyu sisik, anemon yang unik dan masih banyak lagi.

Sumber:
https://ourdhesyu.wordpress.com/2012/05/16/menelusuri-keindahan-pulau-komodo

inilah ketujuh tempat di indonesia diakui sebagai keajaiban dunia

Tujuh tempat di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO World Heritage Committee masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia (The World Heritage Sites). UNESCO (UNESCO’s World Heritage Sites) adalah sebuah tempat khusus (misalnya hutan, pegunungan, danau, gurun pasir, bangunan, kompleks, atau kota) yang telah dinominasikan untuk program Warisan Dunia internasional yang dikelola UNESCO World Heritage Committee, Sebuah Situs Warisan Dunia adalah suatu tempat atau budaya atau benda yang berarti.

Ketujuh tempat di Indonesia yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia tersebut meliputi 4 situs alam dan 3 situs budaya. Keempat situs alam yang termasuk Situs Warisan Dunia (World Heritage) meliputi Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Lorentz, dan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera. Sedangkan 3 situs budaya di Indonesia yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia meliputi Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran.

Indonesia_in-the-world.jpg

1. Candi Borobudur (Borobudur Temple Compounds)
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Dalam etnis Tionghoa, candi ini disebut juga Hanyu Pinyin (pó luó fú tú) dalam bahasa Mandarin.

Candi Borobudur Indonesia, ditetapkan sebagai Warisan Dunia (Situs Budaya) pada tahun 1991. Merupakan candi Budha yang berasal dari abad ke-8 dan 9. Candi ini tersusun dalam tiga tingkatan yang meliputi dasar piramida dengan lima teras persegi konsentris, batang kerucut dengan tiga platform sirkular dan, dan sebuah stupa besar di bagian atas. Dinding candi dihiasi dengan relief yang luasnya mencapai 2.500 m 2.. Candi Borobudur ditemukan pertama kali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Candi ini sudah mulai dipugar pada masa Hindia dan pada tahun 1970-an dipugar total dengan melibatkan UNESCO.

borobudur.png


2. Candi Prambanan (Prambanan Temple Compounds)
Candi Prambanan, DI. Yogyakarta, Indonesia ditetapkan sebagai Warisan Dunia (Situs Budaya) pada tahun 1991. Candi yang dibangun pada abad ke-10 ini adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara yang ditemukan pertama kali oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda pada tahun 1733. Candi ini terdiri atas 8 candi utama dan lebih dari 250 candi kecil. Tiga candi utama disebut Trisakti merupakan persembahan kepada tiga dewa Hindu yaitu Siwa (sang Penghancur), Wisnu (sang Pemelihara) dan Brahma (sang Pencipta).

prambanan.png


3. Taman Nasional Komodo (Komodo National Park)
Taman Nasional Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, Indonesia, ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia (Situs Alami) pada tahun 1991. Taman Nasional Komodo merupakan sebuah kawasan yang terdiri atas pulau-pulau vulkanik yang terdiri atas 3 pulau besar (Komodo, Rinca, dan Padar) seluas 603 km2 (luas daratan). Di kawasan yang ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tahun 1980 ini dihuni oleh Biawak terbesar, biawak komodo. Taman Nasional Komodo saat ini juga menjadi finalis New 7 Wonders of Nature.

Komodo.jpg


4. Taman Nasional Ujung Kulon (Ujung Kulon National Park)
Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten dan Lampung, Indonesia, ditetapkan oleh UNESCO sevagai Situs Warisan Dunia (Situs Alam) pada tahun 1991. Taman Nasional Ujung Kulon seluas 1,203 km² konon merupakan daerah pertanian yang kemudian hancur lebur dan musnah penduduknya ketika gunung Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883 yang kemudian merubah kawasan ini menjadi hutan. Taman Nasional ini menjadi habitat berbagai satwa dan flora termasuk badak jawa yang merupakan mamalia terlangka di dunia. Di kawasan ini juga menjadi habitat alami kokoleceran, tumbuhan yang menjadi maskot provinsi Banten.

Ujungkulon.jpg


5. Taman Nasional Lorentz (Lorentz National Park)
Taman Nasional Lorentz adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Papua, Indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 25.000 km² Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Taman ini masih belum dipetakan, dijelajahi dan banyak terdapat tanaman asli, hewan dan budaya. Pada 1999 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.Wilayahnya juga terdapat persediaan mineral, dan operasi pertambangan berskala besar juga aktif di sekitar taman nasional ini. Ada juga Proyek Konservasi Taman Nasional Lorentzyang terdiri dari sebuah inisiatif masyarakat untuk konservasi komunal dan ekologi warisan yang berada di sekitar Taman Nasional Loretz ini.

Dari tahun 2003 hingga kini, WWF-Indonesia Region Sahul Papua sedang melakukan pemetaan wilayah adat dalam kawasan Taman Nasional Lorentz. Tahun 2003- 2006, WWF telah melakukan pemetaan di Wilayah Taman Nasional Lorentz yang berada di Distrik (Kecamatan) Kurima Kabupaten Yahukimo, dan Tahun 2006-2007 ini pemetaan dilakukan di Distrik Sawaerma Kabupaten Asmat.Taman Nasional Larentz, provinsi Papua, Indonesia, ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia (Situs Alam) pada tahun 1999. Taman Nasional seluas 2,5 juta ha (25.000 km²) ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Terletak di titik pertemuan dua lempeng benua, Taman Nasional Lorentz menjadi daerah yang memiliki geologi kompleks dengan pembentukan gunung serta patung besar dengan glasiasi dan akresi pantai yang telah membentuk sebagian besar daerah dataran rendah. Proses-proses ini membuat kawasan ini memiliki tingkat endemisme dan keanekaragaman hayati tertinggi. Daerah ini juga mengandung situs fosil yang merekam evolusi kehidupan di Papua dan New Guinea.

taman-lorenz.png


6. Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (Tropical Rainforest Heritage of Sumatra)
Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera adalah tempat pelestarian bagi Hutan Hujan Tropis di Sumatera dan habitat dari beberapa spesies yang hampir punah seperti, Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, dan Badak Sumatera yang merupakan spesies Badak terkecil dan memiliki dua cula. Luas dari Hutan Hujan Tropis Sumatera seluruhnya adalah 2,5 juta hektar yang terdiri dari 3 Taman Nasional di Sumatera, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Tempat ini juga tempat berbagai jenis tumbuhan endemik seperti, kantong semar, bunga terbesar di dunia Rafflesia Arnoldi, dan bunga tertinggi Amorphophallus. Selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, hutan hujan tropis Sumatera juga merupakan sumber mata pencarian bagi masyarakat yang tinggal di sana. Beberapa suku tinggal di hutan hujan tropis Sumatera, seperti suku Mentawai dan suku Anak Dalam. Pada tahun 2004 ini merupakan 2,5 juta hektar Hutan Hujan Tropis di Sumatera yang terdiri dari tiga taman nasional, yaitu: Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan merupakan habitat bagi sekitar 10.000 spesies tanaman, termasuk 17 marga endemik, lebih dari 200 spesies mamalia, dan jenis burung dari 580 ( 21 endemik). Beberapa tumbuhan endemik seperti rafflesia arnoldi dan amorphophallus titanium. Juga satwa-satwa lainnya seperti harimau sumatera dan gajah sumatera.

Hutan_hujan_Tropis_Sumatera.jpg


7. Situs Manusia Purba Sangiran (Sangiran Early Man Site)
Sangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Area ini memiliki luas 48 km² dan terletak di Jawa Tengah, 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo dan terletak di kaki gunung Lawu. Secara administratif Sangiran terletak di kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Tahun 1934 antropolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan fosil dari nenek moyang manusia pertama, Pithecanthropus erectus(“Manusia Jawa”).

Ada sekitar 60 lebih fosil lainnya di antaranya fosil Meganthropus palaeojavanicus telah ditemukan di situs tersebut. Di Museum Sangiran, yang terletak di wilayah ini juga, dipaparkan sejarah manusia purba sejak sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga 200.000 tahun yang lalu, yaitu dari kala Pliosen akhir hingga akhir Pleistosen tengah. Di museum ini terdapat 13.086 koleksi fosil manusia purba dan merupakan situs manusia purba berdiri tegak yang terlengkap di Asia. Selain itu juga dapat ditemukan fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut serta alat-alat batu.Pada awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan Kubah Sangiran. Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses erosi sehingga membentuk depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau.

Sangiran, kabupaten Sragen dan Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia, ditetapkan sebagai Warisan dunia (Situs Budaya) pada 1996. Dari kawasan seluas 48 km² tersebut sejak tahun 1934 telah ditemukan belasan ribu fosil yang salah satunya adalah Pithecanthropus erectus dan Meganthropus palaeojavanicus.

situs-sangiran.jpg


Sumber : https://id.wikipedia.org

Sunday, June 7, 2015

meliuk-liuk keindahan pantai koka dan paga indonesia

keindahan pantai koka dan paga indonesia - Memperhatikan rumah-rumah di sepanjang jalan dari Maumere ke Paga akhirnya mengundang kesan bahwa masyarakat Flores, Nusa Tenggara Timur. khususnya Sikka, seperti mengoleksi bongkahan batu yang disusun rapih menjadi taman batu di halaman rumah mereka. Inikah makna keaslian yang sengaja dinampakkan kepada orang yang jauh terbang menyinggahi pulau tua ini? Bila memang setua itu, seperti apakah rupa pantainya?
Meliuk-liuk sepanjang 42 kilometer dari Kota Maumere menuju arah barat di jalur Lintas Flores Selatan, sebuah kecamatan bernama Paga memberikan sedikit jeda dengan jalannya yang lurus dan lebih banyak ditanami pohon kelapa, jambu mete, ketapang, dan pohon lainnya yang hijau ketimbang susunan bebatuan.
Namun kenyataannya, Paga masih terus memesona tamunya dengan sebuah pantai yang terkenal dari kabar burung yang berseliweran dari petualang ke petualang lain. Pantai Koka di Desa Wolowiro disebut-sebut sebagai tempat alam memanjakan mata dan batin manusia.

Pantai-paga-sokka-flores3.jpg


Bila menggambarkan sebuah tempat nan indah yang masih perawan namun sempat disinggahi tamu Eropa khususnya dari Belanda di tahun 1990-an maka Pantai Koka adalah ilustrasi terbaik. Perkebunan teh yang dibina pengusaha Belanda zaman dulu selalu memiliki pesona yang abadi dan pantainya memiliki pesona yang sama dengan warna alami yang bisa menenangkan jiwa ialah Pantai Koka.
Tak banyak orang mengenal apalagi mengunjungi pantai berpasir halus dan putih keemasan ini. Keindahannya seolah tersembunyi dari keramaian dunia. Beberapa nelayan biasanya berteduh di bawah pohon di antara dua pantai yang melengkung seperti tersenyum satu sama lain.
Dua pantai ini sama indahnya dan sama keasliannya. Bisa dibayangkan, nikmatnya ikan bakar segar dari laut disantap di bawah rindangnya pohon yang menjadi payung kebersamaan.

Beberapa wanita dari kampung setempat tampak berjalan membawa berbagai barang di atas kepalanya seolah menampilkan atraksi akrobat gratis. Dalam bahasa daerah Sikka mereka bersapaan.
Mereka pun berkemampuan memberikan senyuman paling ramah pada pengunjung pantai yang juga mencoba melempar senyum sapa. Semua ini akan ditemukan selama perjalanan kaki dari tepi jalan raya beraspal halus hingga ke bibir pantai yang jaraknya kira-kira 2 kilometer dan ditempuh selama 30 menit atau sedikit lebih lama karena jalan cadas berbatu.
Tak lama setelah itu, sebuah pantai di tepi kanan seolah memaksa kaki berlari meraih airnya yang jernih tak tergambarkan. Pantai ini tepat bagi mereka yang gemar menyusuri pasir halus dan bersih. Di sisi lain tak jauh dari pantai ini, sebuah bibir pantai lain tersungging menyambut pengunjung, tepat dijadikan gambaran khayalan yang menjadi kenyataan.

Dua bukit batu membatasi ujung bibir pantai satu dengan yang lainnya. Airnya yang biru bening seolah tatapan mata yang menyambut hangat, persis sehangat airnya saat kelelahan diserahkan seutuhnya pada keramahan alam mengobati kepanatan ragawi.
Tak salah seorang pendeta bernama Theodorus Yoseph Visser SVD membina jalan sejauh 2 kilometer dari Wolowiro ke Pantai Koka. Sehingga kini akhirnya menunggu waktu untuk diminati petualang merebahkan kekagumannya di atas pasir pantai yang halus bersih.
Seorang berkebangsaan Belanda sempat tinggal di Watuneso, Lio Timur di Ende dan menyebarkan semerbak harum nama Pantai Koka di Eropa. Sejak itulah pantai ini menjadi primadona yang ternyata masih tak berubah keasliannya.

Jika Anda ingin berkunjung ke tempat ini, tetap bawa minuman dan makanan yang cukup untuk dapat bertahan di kawasan pantai alami ini karena tidak ada satu pun fasiltas yang dibangun atau diadakan oleh pemerintah maupun masyarakatnya sendiri.

pantai-koka-flores.jpg


Sumber :
http://travel.kompas.com/read/2011/12/16/11140988/Pantai.Koka..Citra.Keaslian.Alam.Sikka